APA EFEK
COVID-19
PADA TUBUH?
Total kasus Covid-19 di seluruh dunia telah melewati angka 2,2 juta. Jumlah kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru, SARS-CoV-2, ini pun sudah melampaui 150 ribu orang. Tapi, hingga kini, para ahli patologi masih berjuang untuk memahami secara penuh apa saja kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh SARS-CoV-2 bagi tubuh manusia. Menurut mereka, cedera pada paru-paru hanyalah titik awal, dan virus ini punya potensi untuk merambat sampai ke jantung hingga sistem pencernaan. Bahkan, dalam beberapa kasus, dilaporkan adanya cedera organ vital berkelanjutan pada pasien yang telah sembuh dari Covid-19.
Scroll ke bawah untuk melihat temuan terbaru para ahli.
INDRA PENCIUMAN
DAN
PERASA
Dalam beberapa laporan, ditemukan bahwa terdapat sebagian kecil pasien Covid-19 yang kehilangan indra penciuman dan indra perasa. Beberapa ahli patologi berhipotesis hilangnya kedua indra ini terkait dengan SARS-CoV-2 yang menyebar dari paru-paru hingga tenggorokan. Saat ini, hanya otoritas kesehatan Inggris, National Health Service (NHS), yang secara resmi menggolongkan hilangnya kedua indra tersebut sebagai gejala Covid-19.
PARU
PARU
Sebagai penyakit sistem pernapasan, organ yang paling terpengaruh oleh Covid-19 adalah paru-paru. Saat pasien terjangkit SARS-CoV-2, paru-paru menjadi rentan terhadap berbagai komplikasi. Virus ini juga merusak sistem imunitas.
Menyebarnya SARS-CoV-2 dalam paru-paru mengurangi fungsi alveoli dan membuat banyak pasien sulit bernapas. Kerusakan terhadap alveoli ini, menurut beberapa studi, dapat berlanjut meskipun pasien sudah sembuh dari Covid-19. Dalam beberapa kasus yang parah, beberapa pasien mengalami bekas luka di paru-paru mereka, sehingga mengurangi fungsi pernapasan mereka selamanya.
JANTUNG
Covid-19 juga menjadi ancaman bagi kinerja jantung. Pasien yang mengidap penyakit jantung memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi penyakit jantung jika terpapar Covid-19.
Meskipun begitu, sebagian kecil pasien yang tidak mempunyai sejarah penyakit jantung dilaporkan mengalami kerusakan jantung akibat Covid-19. Menurut para ilmuwan, ada tiga alasan umum yang menyebabkan hal ini, yakni serangan jantung akibat gagal napas karena pelemahan paru-paru, koinfeksi dengan kuman lain, serta badai sitokin akibat sistem imun tubuh yang tidak berfungsi dengan benar.
LIVER
DAN
GINJAL
Beberapa penderita Covid-19 yang parah menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal meskipun tidak memiliki sejarah penyakit ginjal sebelumnya. Berbagai studi terhadap pasien di Cina dan Amerika Serikat menemukan sekitar 30 persen pasien yang mengalami cedera ginjal sedang atau berat. Sebab dari cedera ini masih belum jelas. Namun, para ilmuwan berhipotesa bahwa hal itu terjadi karena kurangnya oksigen yang mengalir ke ginjal akibat serangan di paru-paru, enzim sitokin yang terlalu aktif, atau sel-sel SARS-CoV-2 yang memang mengincar ginjal.
Selain itu, beberapa pasien Covid-19 dilaporkan mengalami peningkatan kadar enzim hati yang abnormal. Tingginya enzim ini mampu melukai hati untuk sementara waktu. Namun, gejala ini hanya terlihat pada pasien Covid-19 yang parah. Cedera hati ini diduga terjadi akibat seringnya obat keras diberikan kepada pasien atau sistem imun yang terlalu aktif.
SISTEM
PENCERNAAN
Covid-19 juga memiliki berbagai efek pada sistem pencernaan. Dalam beberapa kasus, dilaporkan terjadi gejala diare dan infeksi pada sistem pencernaan bagian bawah. Studi terbaru dalam jurnal The Lancet melaporkan masih adanya RNA SARS-CoV-2 dalam sampel tinja beberapa pasien Covid-19 meskipun pasien tersebut telah dikategorikan sehat lewat tes PCR.
Namun, menurut para ilmuwan, risiko penularan lewat tinja ini rendah berdasarkan data dari wabah penyakit sebelumnya yang disebabkan oleh virus Corona jenis lain, yakni SARS dan MERS.