chart visualization

LONGFORM - SABTU, 26 OKTOBER 2024

Produk Kita di Pasar Israel

Indonesia dan Israel tercatat melakukan transaksi dagang meski tak punya hubungan diplomatik. Produk asal Indonesia yang beredar di Israel diduga berasal dari negara tetangga Israel.

KECAMAN terhadap invasi Israel ke Jalur Gaza di Palestina terus bergulir di Indonesia meski agresi itu telah berjalan lebih dari setahun. Berbagai unjuk rasa terjadi di sejumlah kota. Di Jakarta, Kedutaan Besar Amerika Serikat-negara yang menjadi sekutu dekat Israel-menjadi sasaran lokasi demonstrasi. Massa menyerukan agar memboikot produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.

Seruan itu, salah satunya, datang dari Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, ketika berunjuk rasa di depan kantor Kedutaan Amerika di Gambir, Jakarta Pusat, pada awal Oktober 2024. "Kami mendorong masyarakat agar konsisten memboikot produk terafiliasi Israel, sesuai anjuran Majelis Ulama Indonesia," kata Direktur Eksekutif YMKI Ahmad Himawan.

MUI telah mengeluarkan pernyataan mendukung gerakan boikot terhadap produk dan perusahaan yang mendukung atau terafiliasi Israel. Pada Maret lalu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan bahwa MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Salah satu isi fatwa itu adalah imbauan agar umat Islam menghindari bertransaksi dan menggunakan produk yang terafiliasi dengan Israel.

MUI mengeluarkan seruan untuk memboikot produk yang terafiliasi Israel setelah Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dagang antara Indonesia dan Israel pada 2024. "Hal ini mengejutkan karena amanah UUD 1945 menegaskan, bangsa Indonesia terus berkomitmen membela negara yang terjajah," Kata Sudarnoto lewat keterangan pers.

Indonesia dan Israel, meski tak pernah memiliki hubungan diplomatik, tercatat punya hubungan perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari catatan neraca perdagangan Kementerian Perdagangan. Pada 2022, nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai US$ 185,6 juta, atau naik sekitar 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada saat bersamaan, nilai impor Indonesia dari Israel juga naik sekitar 80 persen ke US$ 47,8 juta. Secara kumulatif, selama periode 2018-2022 nilai ekspor Indonesia ke Israel sudah tumbuh sekitar 11 persen, sedangkan nilai impornya tumbuh 0,9 persen.

Sementara itu, pada 2023, nilai ekspor Indonesia ke Israel menurun ke angka US$ 165,8 juta, begitu juga nilai impor Indonesia dari Israel yang turun ke angka US$ 21,9 juta. Pada tahun ini, setidaknya pada Januari-Agustus 2024, aktivitas perdagangan Indonesia-Israel terpantau mulai menanjak. Di periode ini, ekspor Indonesia mencapai US$ 113,5 juta, adapun nilai impor mencapai US$ 41 juta.

Hubungan dagang antara Indonesia dan Israel itu juga terlacak dari data bertajuk Daftar Produk Pangan dan Bahan Baku Impor yang dipublikasikan di situs resmi pemerintah Israel, www.gov.il. Berdasarkan dokumen itu, setidaknya ada 89 produk nonmigas asal Indonesia yang beredar dan dijual di Israel. Produk-produk itu antara lain, refined, bleached, and deodorized (RBD) palm olein atau minyak goreng, sarden kaleng, buah-buahan kaleng, biskuit, minyak kelapa, gula, hingga berbagai jenis tepung dan rempah.

Jenis-jenis barang yang dikirimkan ke Israel

Produk-produk Indonesia yang ditemukan di Israel adalah:

ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi

Puluhan produk itu tercatat diproduksi oleh 25 perusahaan yang beroperasi di Tanah Air. Salah satunya adalah biskuit Oreo yang diproduksi PT Mondelez Indonesia Manufacturing. Data menunjukkan ada dua produk Mondelez Indonesia yang beredar di Israel, yakni Mini Oreo Sandwich Cookies Original dan Mini Oreo Choco.

Meski produk tersebut beredar di Israel, Mondelez Indonesia menyatakan tak pernah mengekspor atau menjual langsung dua produk itu ke Israel. Melalui jawaban tertulis pada 23 Oktober 2024, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari, menyatakan Oreo adalah produk biskuit yang dijual bebas. "Sehingga bisa saja produk tersebut dibawa masuk dan diperjualbelikan oleh distributor eksternal atau pihak ketiga lainnya ke wilayah tersebut," ujarnya.

Khrisma menjelaskan, pabrik Mondelez yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, hanya mengekspor produk Oreo secara langsung ke 40 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan negara-negara Oseania.

Produk Indonesia lain yang juga beredar di Israel adalah RBD palm olein sebagai bahan baku minyak goreng, palm kernel oil atau minyak inti sawit sebagai bahan baku produk farmasi dan kosmetik, dan refined glycerine wilfarin yang merupakan turunan minyak nabati. Data di situs pemerintah Israel menyebutkan, berbagai komoditas ini diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Wilmar.

Dimintai tanggapan hingga Sabtu, 26 Oktober 2024, Public Relations Assistant Manager PT Wilmar Nabati Indonesia Alina Musta'idah tak merespons. Alia tak membalas konfirmasi yang dikirimkan lewat aplikasi perpesanan ke nomor kontaknya.

Pelaksana tugas Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Sahat Sinaga memastikan produsen minyak sawit tak punya hubungan dagang dengan Israel. "Kemungkinan besar produk-produk sawit Indonesia yang masuk Israel berasal dari Eropa," kata Sahat yang juga Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Sahat menjelaskan, konsumsi minyak sawit di Israel kebanyakan untuk pembuatan sabun dan kosmetik, bukan untuk pengolahan makanan. Israel membutuhkan produk turunan sawit sebanyak 742 ribu ton per tahun.

Menurut Sahat, warga Israel menggunakan minyak zaitun yang diproduksi sendiri untuk bahan baku memasak. "Konsumsi minyak untuk makanan mereka juga menggunakan minyak biji bunga matahari yang didatangkan dari Turki atau Ukraina," tuturnya.

Sahat menyebutkan, permintaan produk turunan sawit dari kawasan Timur Tengah sedang mengalami penurunan. Hingga September 2024, permintaan sawit dari kawasan ini berkisar 543 ribu ton, turun tipis dari tahun sebelumnya yang mencapai 557 ribu ton.

Data Ekspor Non-Migas Indonesia ke negara-negara sekitar Israel 2023 (dalam juta US$)

Ihwal produk pangan asal Indonesia yang beredar di Israel, Menteri Perdagangan 2022-2024 Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia tak mengekspor langsung ke negara tersebut. "Siapa yang berani mengekspor langsung ke Israel?" kata Zulkifli dalam wawancara khusus dengan Tempo di Gambir, Jakarta Pusat. Zulkifli kini menjabat Menteri Koordinator Pangan di Kabinet Merah-Putih yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto.

Zulkifli menjelaskan produk pangan buatan Indonesia kemungkinan masuk ke Israel melalui negara-negara tetangga Israel. Di antaranya Mesir dan Yordania. "Indonesia memang ada ekspor ke dua negara tersebut," ujarnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu bercerita, Jakarta sempat mengkaji rencana membuka hubungan dagang dengan Tel Aviv pada 2022. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah membuka perwakilan dagang di masing-masing negara. Namun rencana itu batal karena perang di Palestina meletus.

Perjalanan Produk Indonesia

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas memastikan tidak ada ekspor ke Israel. Namun produk-produk Indonesia mungkin dapat masuk ke negara Zion itu lewat negara timur tengah sekitarnya.
Zulhas mengatakan bahwa produk-produk itu mungkin masuk dari dua negara, yakni Mesir atau Yordania. Kedua negara ini memang prioritas bagi Indonesia untuk menjalin hubungan perdagangan.
Mesir dan Yordania memiliki relasi impor-ekspor dengan Israel. Menurut biro statistik Israel, impor total Yordania dengan negara itu mencapai $38.2 juta USD untuk bulan Agustus 2024. Sementara itu, impor dari Mesir dicatat meraih $22.8 juta USD pada Agustus 2024.

Pada Juli 2024, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani juga menyatakan perdagangan antara Indonesia dan Israel dilakukan melalui negara lain atau pihak ketiga. Abdul menyebutkan nilail transaksi perdagangan dengan Israel hanya 0,003 persen dari total transaksi perdagangan Indonesia dengan semua negara yang menjadi mitra dagang. "Bisa dari negara mana pun," ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari situs Majelis Ulama Indonesia.

Ekonom dari Next Policy, Yusuf Wibisono, menjelaskan ketiadaan hubungan diplomatik antara Indonesia and Israel membuat relasi dagang antar pemerintah maupun transaksi bisnis yang difasilitasi pemerintah tak terjadi. Namun ada kemungkinan terjadi transaksi dagang antar perusahaan yang tak difasilitasi pemerintah. "Hubungan dagang secara internasional itu alamiah," kata Yusuf.

Transaksi dagang antara Indonesia dan Israel itu tetap tercatat di buku statistik. Pada 2023, ekspor Indonesia ke Israel hanya 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. Adapun impor Indonesia dari Israel hanya 0,22 persen. "Di kawasan Timur Tengah, Israel bukan mitra dagang utama bagi Indonesia," kata Yusuf.

Tempo Media Lab

  • Penulis

    Praga Utama

  • Editor

    Raymundus Rikang

  • Desain dan Ilustrasi

    Dianka Rinya

  • Multimedia

    Krisna Adhi Pradipta

    Rizkika Syifa

    Sunardi Alunay

Powered By