KECAMAN terhadap invasi Israel ke Jalur Gaza di Palestina terus bergulir di Indonesia meski agresi itu telah berjalan lebih dari setahun. Berbagai unjuk rasa terjadi di sejumlah kota. Di Jakarta, Kedutaan Besar Amerika Serikat-negara yang menjadi sekutu dekat Israel-menjadi sasaran lokasi demonstrasi. Massa menyerukan agar memboikot produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.
Seruan itu, salah satunya, datang dari Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, ketika berunjuk rasa di depan kantor Kedutaan Amerika di Gambir, Jakarta Pusat, pada awal Oktober 2024. "Kami mendorong masyarakat agar konsisten memboikot produk terafiliasi Israel, sesuai anjuran Majelis Ulama Indonesia," kata Direktur Eksekutif YMKI Ahmad Himawan.
MUI telah mengeluarkan pernyataan mendukung gerakan boikot terhadap produk dan perusahaan yang mendukung atau terafiliasi Israel. Pada Maret lalu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan bahwa MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Salah satu isi fatwa itu adalah imbauan agar umat Islam menghindari bertransaksi dan menggunakan produk yang terafiliasi dengan Israel.
MUI mengeluarkan seruan untuk memboikot produk yang terafiliasi Israel setelah Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dagang antara Indonesia dan Israel pada 2024. "Hal ini mengejutkan karena amanah UUD 1945 menegaskan, bangsa Indonesia terus berkomitmen membela negara yang terjajah," Kata Sudarnoto lewat keterangan pers.
Indonesia dan Israel, meski tak pernah memiliki hubungan diplomatik, tercatat punya hubungan perdagangan. Hal ini dapat dilihat dari catatan neraca perdagangan Kementerian Perdagangan. Pada 2022, nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai US$ 185,6 juta, atau naik sekitar 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada saat bersamaan, nilai impor Indonesia dari Israel juga naik sekitar 80 persen ke US$ 47,8 juta. Secara kumulatif, selama periode 2018-2022 nilai ekspor Indonesia ke Israel sudah tumbuh sekitar 11 persen, sedangkan nilai impornya tumbuh 0,9 persen.
Sementara itu, pada 2023, nilai ekspor Indonesia ke Israel menurun ke angka US$ 165,8 juta, begitu juga nilai impor Indonesia dari Israel yang turun ke angka US$ 21,9 juta. Pada tahun ini, setidaknya pada Januari-Agustus 2024, aktivitas perdagangan Indonesia-Israel terpantau mulai menanjak. Di periode ini, ekspor Indonesia mencapai US$ 113,5 juta, adapun nilai impor mencapai US$ 41 juta.
Hubungan dagang antara Indonesia dan Israel itu juga terlacak dari data bertajuk Daftar Produk Pangan dan Bahan Baku Impor yang dipublikasikan di situs resmi pemerintah Israel, www.gov.il. Berdasarkan dokumen itu, setidaknya ada 89 produk nonmigas asal Indonesia yang beredar dan dijual di Israel. Produk-produk itu antara lain, refined, bleached, and deodorized (RBD) palm olein atau minyak goreng, sarden kaleng, buah-buahan kaleng, biskuit, minyak kelapa, gula, hingga berbagai jenis tepung dan rempah.
Jenis-jenis barang yang dikirimkan ke Israel
Produk-produk Indonesia yang ditemukan di Israel adalah:











Puluhan produk itu tercatat diproduksi oleh 25 perusahaan yang beroperasi di Tanah Air. Salah satunya adalah biskuit Oreo yang diproduksi PT Mondelez Indonesia Manufacturing. Data menunjukkan ada dua produk Mondelez Indonesia yang beredar di Israel, yakni Mini Oreo Sandwich Cookies Original dan Mini Oreo Choco.
Meski produk tersebut beredar di Israel, Mondelez Indonesia menyatakan tak pernah mengekspor atau menjual langsung dua produk itu ke Israel. Melalui jawaban tertulis pada 23 Oktober 2024, Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari, menyatakan Oreo adalah produk biskuit yang dijual bebas. "Sehingga bisa saja produk tersebut dibawa masuk dan diperjualbelikan oleh distributor eksternal atau pihak ketiga lainnya ke wilayah tersebut," ujarnya.
Khrisma menjelaskan, pabrik Mondelez yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, hanya mengekspor produk Oreo secara langsung ke 40 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Pasifik, dan negara-negara Oseania.
Produk Indonesia lain yang juga beredar di Israel adalah RBD palm olein sebagai bahan baku minyak goreng, palm kernel oil atau minyak inti sawit sebagai bahan baku produk farmasi dan kosmetik, dan refined glycerine wilfarin yang merupakan turunan minyak nabati. Data di situs pemerintah Israel menyebutkan, berbagai komoditas ini diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Wilmar.
Dimintai tanggapan hingga Sabtu, 26 Oktober 2024, Public Relations Assistant Manager PT Wilmar Nabati Indonesia Alina Musta'idah tak merespons. Alia tak membalas konfirmasi yang dikirimkan lewat aplikasi perpesanan ke nomor kontaknya.
Pelaksana tugas Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Sahat Sinaga memastikan produsen minyak sawit tak punya hubungan dagang dengan Israel. "Kemungkinan besar produk-produk sawit Indonesia yang masuk Israel berasal dari Eropa," kata Sahat yang juga Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Sahat menjelaskan, konsumsi minyak sawit di Israel kebanyakan untuk pembuatan sabun dan kosmetik, bukan untuk pengolahan makanan. Israel membutuhkan produk turunan sawit sebanyak 742 ribu ton per tahun.
Menurut Sahat, warga Israel menggunakan minyak zaitun yang diproduksi sendiri untuk bahan baku memasak. "Konsumsi minyak untuk makanan mereka juga menggunakan minyak biji bunga matahari yang didatangkan dari Turki atau Ukraina," tuturnya.
Sahat menyebutkan, permintaan produk turunan sawit dari kawasan Timur Tengah sedang mengalami penurunan. Hingga September 2024, permintaan sawit dari kawasan ini berkisar 543 ribu ton, turun tipis dari tahun sebelumnya yang mencapai 557 ribu ton.
Data Ekspor Non-Migas Indonesia ke negara-negara sekitar Israel 2023 (dalam juta US$)
Ihwal produk pangan asal Indonesia yang beredar di Israel, Menteri Perdagangan 2022-2024 Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia tak mengekspor langsung ke negara tersebut. "Siapa yang berani mengekspor langsung ke Israel?" kata Zulkifli dalam wawancara khusus dengan Tempo di Gambir, Jakarta Pusat. Zulkifli kini menjabat Menteri Koordinator Pangan di Kabinet Merah-Putih yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto.
Zulkifli menjelaskan produk pangan buatan Indonesia kemungkinan masuk ke Israel melalui negara-negara tetangga Israel. Di antaranya Mesir dan Yordania. "Indonesia memang ada ekspor ke dua negara tersebut," ujarnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu bercerita, Jakarta sempat mengkaji rencana membuka hubungan dagang dengan Tel Aviv pada 2022. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah membuka perwakilan dagang di masing-masing negara. Namun rencana itu batal karena perang di Palestina meletus.