CAPTION

tempo
tempo
tempo
tempo
tempo
tempo
tempo
tempo
tempo

Pemilihan Saat Pandemi

Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak 2020 tinggal 12 minggu lagi, namun pandemi Covid-19 membuat pengaturan logistik pemilihan menjadi lebih rumit. Dengan 270 daerah yang akan memilih dalam satu hari, hitungan kasus positif berpotensi membludak. Namun, beberapa negara telah berhasil melaksanakan pemilihan umum yang aman.

Korea Selatan, Singapura, dan Jepang mampu mengadakan pemilihan umum di tengah pandemi. Kontrol kesehatan yang ketat ditegakkan oleh komisi pemilihan umum tiap negara. Hal itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan adanya penyebaran COVID-19 secara massal. Tiga negara ini layak menjadi pedoman bagi Indonesia di Desember mendatang.

Mulai

Korea Selatan

Korea Selatan merupakan negara yang pertama kali mengadakan pemilihan umum saat wabah virus corona. Saat itu, kasus Covid-19 di Korea sudah mencapai 10.000 kasus dan 200 kematian.

Namun, kurva penyebaran Covid-19 sudah mulai melandai di Korea saat pemilihan umum dimulai. Pemerintah Korea Selatan saat itu yakin bahwa protokol kesehatan yang ketat mampu menekan kemungkinan adanya titik baru penularan secara masal.

Pemilihan umum di Korea mengikuti protokol inti yang telah ditetapkan oleh World Health Organisation (WHO). Sebelum masuk ke tempat pemilihan, seseorang harus melewati sebuah tempat pemeriksaan temperatur.

Orang yang mempunyai temperatur badan yang lebih tinggi dari normal akan memberikan suara di tempat terpisah dan diperiksa terkait Covid-19. Barisan pemilih juga dipisahkan sejauh satu meter mengikuti protokol social distancing.

Pemilih juga diberikan sarung tangan sebelum masuk ke tempat pemilihan. Setelah dipakai, tempat pemilihan dibersihkan dengan desinfektan oleh petugas pemilihan umum.

“Yang ditunjukkan masyarakat melalui pemilu kali ini adalah keinginan mereka untuk sungguh-sungguh mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi krisis nasional (Covid-19) ini.”

Moon Jae In, setelah dipilih kembali oleh masyarakat Korea Selatan karena penanganan COVID-19 yang cepat

Jepang

Pemilihan gubernur di Tokyo diadakan pada Juli 5, 2020. Saat itu, Jepang mencatat tingkat kasus COVID-19 sebanyak 20,478 kasus. Tokyo sendiri mengalami penambahan 100 kasus per hari. Protokol kesehatan saat pemilihan mengikuti pedoman yang dikeluarkan WHO dan studi kasus pemilihan di Korea.

Sebesar 15% pemilih di Tokyo melakukan absentee voting atau pemilihan melalui surat untuk mengurangi potensi penularan. Untuk pemilih yang masuk bilik pemilihan, Tokyo juga menyediakan alat tulis sekali pakai untuk menghindari potensi penularan penularan akibat penggunaan alat pemilihan antar pemilih.

“Saya sangat senang, tapi saya juga merasakan tanggung jawab yang amat sangat besar.”

Gubernur Yuriko Koike, saat dirinya resmi terpilih sebagai gubernur baru Tokyo.

Banyak yang menduga Koike kembali dipilih karena ketenangan yang dia pancarkan ke penduduk Tokyo dalam siaran konferensi pers COVID-19 harian di kota Tokyo.

Singapura

Pemilihan umum Singapura diadakan pada 10 Juli 2020. Saat itu, Singapura mencatat 43.000 kasus, hitungan kasus terbanyak di Asia Tenggara per capita. Singapura ikut melakukan protokol yang kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Tetapi, sebagai protokol tambahan untuk mengurangi kemungkinan paparan massal, tiap pemilih diberikan jadwal yang berbeda untuk memilih berdasarkan dengan umur mereka. Hasilnya, pemerintah Singapura menyatakan bahwa tidak ada kasus baru yang disebabkan oleh pemilihan umum itu.

“Untuk mengatasi tantangan (Covid-19) ini, kita harus menjadi satu. Pemilu diadakan sekarang untuk memberikan pemerintah mandat yang baru selagi keadaan sedang relatif stabil.”

Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dalam pidato justifikasi agar tidak menunda pemilu hingga 2021.