Longform

Membendung Gelombang Ketiga

Rabu, 20 Oktober 2021

Indonesia diminta untuk mewaspadai gelombang ketiga Covid-19 seperti yang terjadi di dunia saat ini. Diprediksi gelombang ketiga Indonesia bisa terjadi pada Desember 2021 hingga Januari 2022 jika tidak diantisipasi.

Oleh Inge Klara Safitri

tempo

Pemerintah terus melonggarkan aturan-aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pelonggaran-pelonggaran ini dilakukan setelah kondisi penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia dinilai berkurang secara konsisten. Meski begitu, Indonesia belum bebas dari pandemi.

Peringatan untuk mewaspadai gelombang ketiga Covid-19 sudah jauh-jauh hari disampaikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Sejak September lalu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta seluruh pihak untuk mengantisipasi kedatangan kembali ledakan kasus Covid-19. “Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku. 

Di tingkat global, gelombang ketiga Covid-19 terjadi pada September lalu. Sebelumnya, gelombang pertama terjadi pada Januari 2021 dan puncak gelombang kedua terjadi April 2021. Sejumlah negara di Asia Tenggara yang memiliki pola kasus mirip tingkat global itu antara lain Vietnam dan Malaysia. 

Meski Indonesia tak ikut terseret pola gelombang ketiga pada September lalu, disebutkan tetap berpotensi menghadapi gelombang ketiga Desember mendatang. Kekhawatiran akan gelombang ketiga Covid-19 ini disampaikan sejumlah kalangan, seperti epidemiolog dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pasalnya, di masa libur akhir tahun bisa menjadi penyebab peningkatan kembali kasus aktif Covid-19. 

Presiden Joko Widodo telah meminta jajarannya menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi apabila terjadi gelombang ketiga Covid-19. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, “Presiden menekankan kepada kami semuanya agar betul-betul berhati-hati dan menyiapkan seluruh langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat Libur Natal dan Tahun Baru yang disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang tinggi dan juga menurunnya efek imunitas pasca vaksinasi.”

Atas arahan Jokowi itu, langkah antisipasi mulai disiapkan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan mengontrol aktivitas masyarakat selama hari raya Natal dan Tahun Baru dengan baik, agar tidak terjadi lonjakan ketiga kasus Covid-19. Pasalnya, pola peningkatan angka kasus Covid-19 di Indonesia memang berulang usai libur hari raya keagamaan. “Hari raya keagamaan besar akan terjadi lagi itu di Desember, kalau kita bisa memastikan kita kontrol dengan baik, maka Januari dan Februari kita berhasil aman,” kata Budi.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito menyatakan, ada dua langkah penting yang bisa dilakukan untuk mencegah kemunculan gelombang ketiga Covid-19. Dua langkah itu yakni menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat dan vaksinasi. 

Selain dua langkah tersebut, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi khusus. Strategi yang perlu diterapkan agar tren penurunan kasus yang tengah berlangsung tetap terjaga.

tempo

Luhut mengatakan, hingga saat ini, situasi pandemi Covid-19 terus terkendali pada tingkat yang rendah. Kasus konfirmasi Indonesia dan Jawa-Bali disebut masing-masing telah turun hingga 99 persen dibandingkan puncaknya pada 15 Juli lalu. “Rendahnya kasus konfirmasi harian menyebabkan kasus aktif nasional dan Jawa- Bali terus menunjukkan penurunan,” ujarnya.

Berdasarkan data pemerintah, jumlah kasus yang tersisa kurang dari 20 ribu kasus aktif di nasional dan kurang dari 8 ribu kasus aktif di Jawa-Bali. Angka ini jauh menurun dibandingkan lebih dari 570 ribu kasus aktif pada puncak ledakan varian Delta Covid-19 beberapa bulan terakhir. Ia melanjutkan, situasi yang terus membaik juga tercermin dari kasus kematian di beberapa provinsi Jawa Bali yang mencatat nol kematian akibat Covid-19. 

Pada 17 Oktober, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Bali mencatat nol kematian. Sedangkan provinsi lain di Jawa Bali hanya mencatat di bawah 5 kematian per hari. Luhut pun optimistis tingkat kematian rendah mampu dijaga seiring dengan peningkatan capaian vaksinasi di wilayah Jawa-Bali. Meski begitu, Luhut tetap mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan agar Covid-19 tidak kembali melonjak. “Tetap gunakan masker, ajak keluarga, saudara, dan teman-teman yang belum divaksin untuk segera divaksin, dan jangan lupa untuk terus secara disiplin menggunakan Peduli Lindungi,” ujarnya.

Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffith University menilai, Indonesia masih dalam tingkatan kasus Covid yang buruk. Bahkan menurut dia, meskipun cakupan vaksinasi di sejumlah wilayah sudah cukup tinggi, masyarakat masih bisa terinfeksi, karena level transmisi yang masih buruk. "Contohnya, kota metropolitan seperti hal nya Jakarta yang menjadi hub dan aktif sekali pergerakan manusia nya. Ditambah yang datang ke DKI bukan hanya penduduk DKI saja," kata Dicky.

Sementara itu, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Adib Khumaidi mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia sudah melewati gelombang ketiga pandemi Covid-19. Adib menjelaskan, beberapa ahli menyebutkan gelombang ketiga di Indonesia sudah terjadi saat varian Delta menyebar bertepatan dengan pascalibur lebaran Juli-Agustus 2021. Sebab, gelombang pertama terjadi pada Agustus 2020 dan gelombang kedua pada Januari-Februari 2021 pascalibur akhir tahun.

“Kita sebenarnya sudah mengalami gelombang ketiga, ada beberapa pakar yang berbeda pendapat mengatakan bahwa sebenarnya kita sudah melalui gelombang ketiga, karena gelombang kedua itu dianggap pada Agustus tahun lalu, jadi di Juli itu kemarin sudah masuk gelombang ketiga,“ kata Adib.

Meski begitu, ia berharap pemerintah dan masyarakat tetap waspada, sehingga tak ada lagi gelombang baru kasus Covid-19 dan tidak ada lagi tenaga medis yang meninggal dunia akibat pandemi Covid-19. “Situasi pandemi yang kini semakin membaik harus dipertahankan oleh semua pihak agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus.”

CREDIT

Penulis

Editor

Multimedia