Lionel Messi debut di Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat pada 21 Juli 2023 dengan seragam Inter Miami setelah kontraknya habis dari Paris Saint-Germain (PSG). Meski ada tawaran gaji fantastis jika bergabung ke klub Arab Saudi, pemain berusia 36 tahun ini memilih pindah ke Amerika Serikat karena berbagai insentif yang ditawarkan oleh klub dan sponsor MLS. Alasan lain, The Herons dipilih karena kenyamanannya dengan komunitas Latin di daerah itu.
Kedatangan Messi mendatangkan piala League Cup dan menjadi pencapaian satu-satunya bagi klub asuhan David Beckham itu. Banyak analis sepak bola yang mengatakan bahwa ada kemungkinan kehadiran mantan kapten Barcelona itu bisa memenangkan Liga MLS juga.
Sayangnya, gacornya Messi itu kemudian terganggu cedera. Inter Miami juga gagal mendapatkan tropi tambahan setelah Leagues Cup karena terlalu banyak kalah sebelum Messi, Busquets dan Alba masuk di Miami. Klub itu akhirnya mengakhiri musim 2022/2023 di peringkat 14 dari 15 dengan 18 kekalahan.
Menjelang musim baru MLS, Inter Miami merekrut satu lagi mantan bintang Camp Nou, Luis Suarez dari Gremio. Penyerang internasional Uruguay itu menandatangani kontrak satu tahun setelah menjadi pemenang Golden Ball di Brasil. Pemain berusia 37 tahun ini adalah sahabat sekaligus mantan rekan Messi di Barcelona.
“Kami dengan senang hati menyambut striker kelas dunia Luis Suarez ke klub kami. Luis adalah pesaing sengit yang semangat kemenangannya mewujudkan apa yang kami inginkan dari para pemain kami.” kata salah satu pemilik Inter Miami, Jorge Mas dalam sebuah keterangan tertulis pada Jumat, 23 Desember 2023. “Luis akan menjadi tambahan penting dalam skuad kami.”
Tapi apakah tambahan Suarez ini cukup untuk Messi dan Inter Miami menjadi dominan di MLS? Tempo mendalami datanya.
Bagaimana cara Messi bermain?
Gaya permainan Messi ditempa dalam kariernya selama 17 musim di Barcelona. Melihat data lengkap performa era dia di Barcelona dari Statsbomb, kita bisa melihat bagaimana dia bermain.
Heat map dari pertandingannya melawan Celta Vigo di musim 2021/2022 memperlihatkan posisi favorit Messi dan di mana dia berada saat menyerang. Kumpulan data ini menunjukkan bahwa La Pulga sering kali berada di posisi sayap kanan dan nomor sepuluh sebagai playmaker dan penyerang. Ia juga tercatat selalu berada di sisi lapangan lawan, dan merupakan konduktor serangan ofensif di bagian sepertiga akhir lapangan.
Heat map ini dihitung dari catatan posisi Messi saat terjadinya peristiwa tekanan (pressure) dari sisi timnya atau tim lawan. Peristiwa tekanan ini didefinisikan sebagai tindakan seperti umpan atau tembakan yang dilakukan pemain saat menyerang atau bertahan. Semakin gelap warnanya, semakin banyak tindakan yang dilakukan di titik tersebut.
Berikutnya adalah pass map atau peta umpan yang memperlihatkan umpan-umpan ke depan yang dilakukan Messi pada permainan yang sama. Dalam permainan itu, jarang sekali Messi tercatat mengoper ke samping, kebanyakan operannya terlihat merupakan umpan ke area tim lawan. Aktivitas operan ini memperlihatkan aksi-aksi seorang pemain yang selalu mencoba untuk menerobos pertahanan tim lawan.
Selain sebagai konduktor penyerangan, Messi juga merupakan ancaman di depan gawang. Pemain Argentina ini mencatatkan metrik xG (Expected Goals) yang tinggi secara konsisten. xG adalah metrik yang mencatat kemungkinan gol yang dapat dicetak seorang pemain dari peluang yang diciptakan oleh tim.
Berikut adalah shot map seluruh tembakan Messi di dalam dan sekitar area penalti pada musim 2021/2022. Lingkaran-lingkaran besar menunjukkan tingkat xG yang tinggi di seluruh area kotak penalti. Hal menarik lainnya adalah kemampuan tendangan bebas pemain Argentina ini dari luar kotak yang mempunyai tingkat xG yang juga tinggi.
Menurut situs analisis statistik FBref, Messi masih berada di persentil ke-99 untuk berbagai metrik penting bagi pemain penyerang seperti dirinya. Ini ditunjukkan pada peta radar di bawah berdasarkan data yang dikumpulkan per Januari 2024. Data ini dihitung dengan database pemain dengan posisi yang sama di lima liga besar sepak bola dunia, termasuk database pemain yang aktif di Liga Champions dan Liga Europa selama setahun terakhir.
MLS vs Miami
Kedatangannya ke Inter Miami langsung memberikan dampak. Sang pemenang Ballon d’Or delapan kali itu membawa tim barunya menjadi pemenang Leagues Cup. Dalam ajang itu, Messi mencetak 10 gol dan satu assist dalam laga turnamen itu. Secara statistik, ini berarti dia mencetak satu gol tiap 56,5 menit pertandingan.
Performa apik Messi juga dilihat di pertandingan-pertandingan liga MLS. Miami berada di peringkat terbawah klasemen MLS sebelum dia datang. Tapi, setelah dia bergabung per 15 September 2023, tim asuhan Gerardo Martino meraih kemenangan di seluruh pertandingan liga dalam skedul mereka dengan mantan kapten Barcelona itu yang menyumbang dua assist dan satu gol dalam tiga pertandingan.
Secara sederhana, ada potensi besar Messi bakal mendominasi liga MLS karena liga tersebut belum pernah mempunyai pemain dengan kualitas seperti dia. Jika dibandingkan dengan penyerang liga MLS, pemain Inter Miami ini jauh lebih bagus di tiap metrik yang dicatat oleh FBref.
Contohnya, berikut ini adalah perbandingan antara metrik-metrik performa Lionel Messi dan Most Valuable Player (MVP) MLS pada 2022, Hany Mukhtar. Mukhtar diberikan gelar MVP 2022 karena telah mencetak 23 gol di MLS, dia juga memenangkan Golden Boot MLS pada musim itu.
Bisa dilihat ada perbandingan jauh antara keduanya, apalagi di bagian Non Penalty Goals (NPG) atau metrik gol tanpa penalti. Padahal, Mukhtar dan Messi mempunyai posisi yang sama sebagai gelandang penyerang. Metrik ini berarti dia mempunyai kesempatan untuk mencetak gol yang lebih tinggi daripada Mukhtar tiap 90 menit.
Kualitas Messi pun tetap lebih bagus jika dibandingkan dengan bintang-bintang Eropa lain yang juga pindah ke MLS. Wayne Rooney pindah ke DC United pada tahun 2018 di umur yang lebih muda dibanding penyerang Argentina saat ini, 36 tahun.
Pada saat itu Rooney bukan lagi striker, namun sudah bermain sebagai gelandang penyerang seperti Messi. Pemain Inggris itu tercatat mempunyai rekor NPG yang lebih kecil dari Messi. Lebih parahnya lagi, metrik ini anjlok parah di musim selanjutnya.
Sementara itu, kelemahan defender juga bisa menjadi faktor bagaimana Messi dapat mendominasi liga ini. Meskipun ada statistik pertahanan dalam permainan yang dicatat oleh FBref, statistik ini lebih berguna untuk menentukan bagaimana seorang bek bermain daripada menyimpulkan efektivitas suatu pertahanan. Contohnya, tingginya metrik pembuangan bola dari seorang bek dapat berarti bek itu ada di tim yang harus melakukan banyak penyelamatan darurat. Tetapi, hal itu juga dapat diartikan bahwa bek tersebut cukup berani menggunakan tubuhnya untuk menahan serangan.
Tetapi, ada beberapa contoh yang memperlihatkan perbedaan pengalaman antara Messi dan para bek MLS. Terlihat ada beberapa peristiwa di mana gol Messi melibatkan bek yang secara tidak sengaja melakukan kesalahan yang merugikan terkait posisi mereka dalam taktik bertahan.
Misalnya, saat pertandingan Inter Miami melawan juara bertahan gelar MLS LAFC pada 4 September 2023. Di sini, kita melihat serangan balik Miami yang dipicu oleh umpan ke depan yang mengarah Messi dari mantan rekannya di Barcelona, Sergio Busquets.
Di saat transisi itu, kita melihat pemain bertahan mengerumuni Messi, tanpa memeriksa pemain Inter Miami lain yang juga menyerang.
Setelah menerima bola dari Busquets, umpan Messi dengan tajam menembus bek kanan lawan – yang terlalu fokus pada Messi hingga tidak menyadari bahwa Jordi Alba bergerak dari sayap dan telah melambat untuk membiarkan Messi ditahan oleh bek tengah tim tersebut.
Hal tersebut tidak terjadi di Eropa. Contohnya, selama Messi di Ligue 1, banyak umpan serupa diblok oleh bek tengah yang menyadari sepenuhnya posisi rekannya, Kylian Mbappe atau Neymar dengan menutup operan yang dilakukan oleh Messi. Ini menjadi salah satu taktik inti untuk mengunci trio maut itu.
Sayangnya, gacornya pemain Argentina itu kemudian terhalang karena cedera hamstring. Inter Miami gagal mendapatkan tropi tambahan setelah Leagues Cup karena tidak mampu meraih kualifikasi playoffs MLS. Tanpa Messi, tampak goal scoring threat Inter Miami menurun drastis.
Messi mulai cedera pada 20 September 2023, di tengah pertandingan melawan Toronto FC. Meski Miami berhasil memenangkan laga itu dengan skor 4-0, namun mereka tidak mencatat kemenangan dalam enam laga setelah pertandingan itu.
Fbref mencatat xG yang dihasilkan pada enam pertandingan tersebut. Bisa dilihat bahwa Inter Miami tidak dapat menghasilkan kesempatan gol yang tinggi. Padahal, Miami membutuhkan kemenangan dalam laga-laga ini untuk masuk dalam playoffs di musim reguler MLS. Setelah kekalahan 4-1 melawan Chicago Fire pada 5 Oktober 2023, Pelatih Martino sendiri mengatakan bahwa kesempatan Miami untuk mencapai playoff menghilang.
Tanggal | Lawan | Hasil | xGA |
---|---|---|---|
2023-07-08 | D.C. United | D | 2.8 |
2023-07-15 | St. Louis | L | 1.4 |
2023-08-26 | NY Red Bulls | W | 1.5 |
2023-08-30 | Nashville | D | 0.4 |
2023-09-03 | Los Angeles FC | W | 2.3 |
2023-09-09 | Sporting KC | W | 1.4 |
2023-09-16 | Atlanta Utd | L | 1.8 |
2023-09-20 | Toronto FC | W | 0.7 |
2023-09-24 | Orlando City | D | 1.5 |
2023-09-30 | NYCFC | D | 1.6 |
2023-10-04 | Chicago Fire | L | 3.2 |
2023-10-07 | FC Cincinnati | L | 2 |
2023-10-18 | Charlotte | D | 0.8 |
2023-10-21 | Charlotte | L | 0.6 |
Jika melihat performa pada akhir dari musim itu, tidak kaget kalau Inter Miami akhirnya merekrut Luis Suarez. Meski berumur 36 tahun, striker itu terlihat masih sangat produktif. Di Gremio, Suarez berhasil mencetak 27 gol dan 17 assist dalam 53 pertandingan. Dia juga memenangkan bola emas liga Brasil sebagai pemain terbaik liga itu.
Tetapi, datangnya Suarez dalam tim ini bukan berarti Inter Miami akan langsung mereplikasikan performa Barcelona saat trio MSN (Messi, Suarez, dan Neymar) berjaya dulu kala. Suarez sebenarnya lebih mirip dengan bintang-bintang Eropa seperti Gareth Bale dan Rooney yang datang setelah performanya menurun.
Suarez memiliki cedera di ligamen dengkulnya yang sering kambuh. Dilansir dari Sport890 Radio, pemain Uruguay itu menceritakan bahwa dirinya harus meminum tiga obat pil dan juga mendapatkan injeksi sebelum dia bermain.
“Sebenarnya untuk berlangkah pada pagi hari saja sangat menyakitkan. Siapa pun yang melihat saya dapat berpikir bahwa mustahil untuk saya bisa memainkan suatu laga. Anak saya saja meminta saya untuk bermain dengannya dan saya tidak bisa.” katanya.
Rekrutmen Suarez sepertinya lebih untuk mencari cover pada saat-saat Messi cedera atau tidak bisa bermain. Meski sudah tidak memiliki kecepatan kaki yang menjadi kehebatan seperti dulu di Liverpool ataui Barcelona, ia masih memiliki insting dan pengalaman yang jauh lebih tajam dari penyerang-penyerang Inter Miami lainnya. Ada kemungkinan dia dapat meningkatkan xG yang dihasilkan oleh The Herons saat mereka menyerang secara konsisten.
Dilansir dari Goal, saat ini Inter Miami disebut mempunyai peluang tertinggi untuk memenangkan MLS Cup. Padahal, LAFC selalu dijagokan untuk menang pada musim-musim lalu. Kesempatan ini makin naik dengan kemenangan mereka atas Real Salt Lake dengan skor 2-0 di laga pertamanya di MLS musim 2024/2024 pada Kamis pagi WIB, 22 Februari 2024. Kedua gol kemenangan itu tercipta berkat assist dari Messi dan Suarez.
Robert Taylor yang memanfaatkan assist Messi untuk mencetak gol pertama Inter Miami di laga itu, mengatakan bahwa kehadiran penyerang Argentina itu dan Suarez di tim membuat permainan The Herons menjadi sangat terbuka di bagian sayap. “Mereka [Messi dan Suarez] bermain bersama dengan sangat baik sehingga mereka menarik banyak bek yang kemudian memberi ruang bagi saya juga.”