Memulai karier politik sebagai sekretaris ranting partai politik, Winarti terus melaju hingga menjadi bupati. Meyakini kepemimpinan perempuan telah diterima masyarakat Indonesia.
BERSUARA lantang, Winarti menceritakan kepemimpinannya di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, dengan berapi-api. Bupati Tulang Bawang perempuan pertama itu mengatakan dia memimpin anak buahnya layaknya dalam sebuah keluarga.
Ia meminta aparatur sipil negara di daerahnya untuk disiplin dalam bekerja. Namun, ia tak menjaga jarak dengan mereka, melainkan akrab dengan bawahan hingga memperat hubungan antarpegawai melalui sejumlah kegiatan. Menurut Winarti, berbagi kebahagiaan di antara pegawai bisa mempengaruhi performa mereka. “Saya kedepankan kekeluargaan,” ujar perempuan 47 tahun ini pada, Selasa, 2 Agustus 2022.
Winarti tidak membatasi ruang komunikasi. Ia kerap mengajak para pejabat teras dan masyarakat Tulang Bawang untuk berdialog secara terbuka di kantor pemerintah kabupaten, rumah dinas, ataupun di wilayah yang didatangi. Bila mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menamakan blusukan untuk inspeksinya ke lapangan, Winarti menyebut kegiatannya dengan “jalan-jalan”. Kegiatan ini dimanfaatkannya untuk memantau langsung anak buahnya sekaligus menyapa masyarakat langsung.
Winarti
Tempat, tanggal lahir: Kurnia Mataram, 4 April 1975
Pendidikan:
- SDN 1 Lampung Utara (1985)
- SMP Yayasan Pendidikan Islam 3 Seputih Mataram Lampung Tengah (1991)
- SMEA Negeri Poncowati Lampung Tengah (1994)
- Sarjana, Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung (2000)
- Magister, Universitas Lampung (2011)
Karier:
- Direktur PT Artika Jaya Sejahtera (2000-2017)
- Wakil Direktur PT Wikajaya Bina Prima (2004-2016)
- Ketua DPRD Tulang Bawang (2009-2014 dan 2014-2017)
- Bupati Tulang Bawang (2017-sekarang)
Grebek Stunting dari Pintu ke Pintu
WINARTI meracik strategi pembangunan fisik dan nonfisik daerahnya dari janji kampanyenya pada pemilihan Bupati Tulang Bawang pada 2017. Janji kampanye itu ia wujudkan dalam 25 program yang ia namai Bersama Melayani Warga alias BMW.
Di antara semua program, pelayanan publik menjadi salah satu program ia prioritaskan. Ia ingin mengubah catatan merah menjadi hijau dan bahkan terbaik se-Provinsi Lampung. “Salah satu perubahan yang terlihat adalah yang sebelumnya tidak ada menjadi ada,” ujar Winarti di kantornya pada Selasa, 2 Agustus 2022.
Untuk meningkatkan pelayanan publik, dia memanfaatkan kantor lama bupati yang tidak terpakai menjadi mal pelayanan publik. Walau begitu, keinginannya memperbaiki layanan publik sempat diragukan. Menurut Winarti, dia mesti berhadapan dengan masalah klasik birokrasi: berbelit-belit dan lelet dalam melayani. Namun dia berkeras mengubah pelayanan publik Kabupaten Tulang Bawang menjadi lebih baik.
Kesungguhannya membawa hasil. Perbaikan pelayanan publik yang ia dorong meraih sejumlah penghargaan. Misalnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberi predikat A- berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik tahun 2021. Namun wargalah yang paling merasakan manfaatnya.
Anhar, warga Kecamatan Gunung Meneng, merasa terbantu dengan adanya mal pelayanan publik. Laki-laki 20 tahun itu sedang mengurus dokumen kependudukan untuk pindah alamat. Pengurusan pergantian kartu keluarga dan kartu tanda penduduk menjadi lebih mudah melalui aplikasi yang disediakan. Petugas mengabarkannya bahwa dokumen yang dia urus selesai saat itu juga. “Lumayan majulah. Untuk proses input data, sudah pakai digital semua,” kata Anhar.
Penggunaan aplikasi memudahkan kalangan muda atau mereka yang melek teknologi. Namun orang tua yang tak mengerti teknologi cukup kerepotan. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dedy Palwadi, menyadari masalah ini. Solusinya, kata Dedy, “Mereka lebih baik datang bawa saja berkas, kasih tahu bahwa mau buat izin.” Dokumen yang diurus pun bisa selesai hari itu juga.
Program andalan Winarti yang lain adalah Grebek Stunting. Progam ini dibuat untuk menekan angka stunting. Secara berkala tenaga kesehatan turun ke lapangan memeriksa anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kegiatan itu menyasar setiap kampung dan digelar di balai kampung atau puskesmas. Petugas kesehatan melakukan jemput bola atau door-to-door. Petugas kesehatan akan mengukur tinggi dan berat badan anak-anak. Petugas juga memberi asupan, seperti vitamin, obat-obatan untuk anak, dan membagikan makanan tambahan kepada ibu hamil.
Walhasil, survei Status Gizi Nasional 2021 menunjukkan penurunan signifikan angka stunting di Tulang Bawang. Pada 2018, angka stunting tercatat 32,49 persen; pada 2021 tersisa 9,5 persen. “Insyaallah dengan pendampingan dan program kesehatan yang cukup masif, angka stunting akan terus menurun,” ujar Winarti.
Hasil “jalan-jalan” itu kerap ia tunjukkan di media sosial. Ia ingin agar masyarakat mengetahui kegiatannya sebagai bupati serta pencapaiannya di Kabupaten Tulang Bawang. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga tak canggung menunjukkan saat-saat dia becanda dengan anak buah ataupun masyarakat. “Suara saya memang gede, keras. Tapi kalau sudah di masyarakat, mungkin lebih banyak selfie-nya sama bercandanya daripada ngomong-nya,” ujarnya.
Ketertarikan Winarti terhadap dunia politik dimulai pada awal reformasi pada 1998. Sambil mengoperasikan perusahaan tambak udang miliknya, Winarti awalnya hanya tertarik mengamati perubahan politik yang drastis dari era Orde Baru ke era reformasi. Pada 1999, ia bergabung sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan menjadi sekretaris ranting di salah satu kecamatan di Tulang Bawang. Pada 2009, ia menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten tersebut hingga akhirnya menjadi bupati pada Desember 2017.
Dia menamakan programnya “BMW”, kependekan dari Bersama Melayani Warga, yang berisi 25 program andalan. Program itu meliputi penanganan stunting, pengaliran listrik ke kampung-kampung, hingga meningkatkan konektivitas dengan memperbaiki jalan dan jembatan yang menjadi kerap dilewati masyarakat.
Ihwal stunting, Winarti membawa Tulang Bawang keluar dari tingginya angka kasus. Stunting adalah kondisi di masa anak-anak kekurangan gizi kronis sehingga gagal tumbuh secara normal pada usia seharusnya. Pada 2018, angka stunting mencapai 32,49 persen; lalu pada 2019 turun menjadi 15,39 persen; pada 2020 menjadi 11,17 persen; serta pada 2021 menjadi 9,5 persen. “Itu perubahan yang signifikan, lebih terlihat.”
Dalam hal infrastruktur, dia membangun akses jalan yang memadai sampai ke pelosok. Tingkat penerangan rumah penduduk bisa dicapai 100 persen pada masa kepemimpinannya. Sehingga, tidak ada lagi perkampungan yang gelap gulita ketika malam tiba.
Winarti ingin keberadaannya sebagai pejabat publik menandakan kehadiran negara untuk masyarakat. “Jadi mereka merasa pemimpin ada, negara ada, dan Winarti milik mereka,” ujar Winarti. Untuk itu, kata Winarti, sebagai bupati dia wajib memenuhi kebutuhan masyarakat.
Saat mencalonkan sebagai bupati, dia merasa tertantang membawa perubahan, dari yang belum ada menjadi ada. Salah satunya, mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat. Ia pun memanfaatkan gedung kantor bupati lama yang sempat tidak terpakai menjadi mal pelayanan publik. Tempat yang berlokasi di Kampung Tiuh Tohou, Kecamatan Menggala, itu diresmikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo pada 4 November 2020.
Berkat itu, pelayanan publik Kabupaten Tulang Bawang berkembang pesat. Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Deni Muttaqin, merasakan perubahannya. Dia menilai atasannya memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan publik yang prima bagi warganya.
Winarti juga mengembangkan layanan jemput bola pengurusan berkas dari masyarakat. Warga yang memerlukan hanya perlu berkoordinasi dengan pejabat kampung setempat. Digitalisasi pelayanan dimudahkan melalui aplikasi OSS Indonesia dan layanan perizinan Sicantik. “Pelayanan publik itu mukanya pemda,” ujar Deni Muttaqin. Bilamana pelayanan publiknya prima, kinerja pemda boleh dibilang sudah baik.
Winarti menganggap program yang ia buat juga telah memperhatikan perempuan dan anak, serta memperhatikan hak asasi manusia. Ia pun memberikan pendampingan dan mengalokasikan anggaran bagi mereka yang membutuhkan agar tetap produktif. Kalangan disabilitas dan lansia termasuk yang disasar program ini.
Berbagai program itu cukup membuahkan hasil. Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, Kabupaten Tulang Bawang menunjukan angka kenaikan Indeks Pembangunan Manusia. Pada 2018, IPM Tulang Bawang ada di tingkat 67,70. Angka ini naik menjadi 68,23 pada 2019; 68,52 pada 2020; dan 68,73 pada 2021.
Winarti meyakini kepemimpinan perempuan di Indonesia telah diterima. Buktinya seperti di kabupaten yang dia pimpin. Menurut dia, aparatur di Tulang Bawang maupun masyarakat mendukung pemerintahannya. Di pemerintah daerah yang dipimpinnya, dia pun memastikan laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam bekerja. “Ketika pria dan wanita bersinergi membangun negara ini, hasilnya akan baik sekali,” ujar Winarti.