BUNDA CETTAR DARI TIMUR JAWA

Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan tugasnya sebagai gubernur tak terbatasi gender. Ia berseloroh bahwa dia malah lebih kuat melek dibandingkan bapak-bapak.

KEBIASAAN Khofifah Indar Parawansa berjalan cepat dibawanya hingga menjabat Gubernur Jawa Timur. Dulu dia pernah diajari oleh istri Ketua Partai Persatuan Pembangunan Jawa Timur Sulaiman Fadli bahwa bila sudah menjabat anggota dewan, dia sebaiknya memakai sepatu yang tinggi haknya tak kurang dari lima sentimeter. Alasannya, agar berjalan lebih pelan. Nyatanya, meski sudah memakai sepatu berhak tinggi, Khofifah tetap berjalan cepat karena kebiasaannya mendaki gunung.

Kecepatan inilah yang menjadikannya pegangannya dalam memimpin provinsi di timur Pulau Jawa itu. Khofifah pun mengaku terinspirasi miliarder asal Cina, Jack Ma, yang bilang bahwa tak perlu menjadi yang terbaik, namun harus yang pertama. Khofifah menerjemahkannya sebagai pertama melakukan inovasi, pertama melakukan gerakan, pertama melakukan perubahan, dan pertama yang lainnya.

Bersama timnya, Khofifah yang berpasangan dengan Wakil Gubernur Emil Dardak mencanangkan program Nawa Bhakti Satya. Ini adalah sembilan program yang harus diwujudkan oleh seluruh pegawai negeri Jawa Timur yaitu, Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah, dan Jatim Harmoni.

Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid ini memahami jika kualitas sumber daya manusia di Pemerintah Provinsi Jawa Timur tak semuanya menonjol. Namun, kata dia, jika seluruh elemen di pemerintahannnya bisa cepat berinisiasi, cepat melakukan perubahan, cepat berinovasi dan bertransformasi, provinsi yang dipimpinnya bisa menjadi juara.

Khofifah menekankan masing-masing unit pelaksana teknis di Pemprov Jawa Timur harus punya minimal satu inovasi. Inovasi itu harus dipresentasikan di hadapannya tiap Januari saban tahun. Terkadang, kata Khofifah, ada satu atau dua unit pelaksana teknis atau UPT yang tidak punya konsep inovasi. Terhadap UPT yang demikian, tak jarang Khofifah memberinya ide. “Saya beri saran, tolong mencari terobosan agar permasalahan yang belum tertangani di UPT tersebut bisa ada solusinya. Jadi, inovasi itu harus didorong dan digerakkan,,” katanya.

BIODATA

Khofifah Indar Parawansa

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 19 Mei 1965

Pendidikan:
- Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991)
- Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989)
- Magister, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta (1993-1997)

Karier:
- Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR (1992-1997)
- Pimpinan Komisi VIII DPR(1995-1997)
- Anggota Komisi II DPR (1997-1998)
- Wakil Ketua DPR (1999)
- Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR (1999)
- Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001)
- Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999-2001)
- Ketua Komisi VII DPR (2004-2006)
- Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004-2006)
- Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
- Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014-2018)
- Gubernur Jawa Timur (2019-sekarang)
- Ketua Muslimat NU 4 periode

Terasah Sejak Kuliah

PANDEMI Covid-19 yang menghantam berbagai sendi perekonomian turut dirasakan di Jawa Timur. Gubernur Khofifah Indar Parawansa perlahan membawa provinsinya melewati wabah tersebut. Kini kinerja perekonomian Jawa Timur terus membaik seiring pandemi mulai melandai.

Secara tahunan, kinerja perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2022 tumbuh 5,74 persen dibanding triwulan II 2021. Sedangkan secara triwulanan, perekonomian tumbuh 2,39 persen dibanding triwulan I 2022. Khofifah menyebut capaian tersebut didukung mobilitas penduduk yang meningkat. Hal ini ditandai dengan kenaikan pergerakan semua moda transportasi.

"Peningkatan tingkat hunian kamar hotel serta kenaikan wisatawan mancanegara juga mendorong geliat ekonomi Jawa Timur," kata mantan Menteri Sosial ini pada Senin, 8 Agustus 2022. Tumbuhnya ekonomi ini disertai naiknya pendapatan dan daya beli masyarakat yang membuat aktivitas produksi melonjak.

Tumbuhnya perekonomian Jawa Timur tersebut seiring dengan realisasi investasi di periode yang sama, yakni Rp 29,9 triliun. Pencapaian tersebut mengalami kenaikan dari triwulan II 2021 (y-o-y) sebesar 69,2 persen. Angka ini sekaligus melebihi pertumbuhan investasi nasional sebesar 35,5 persen.

Rinciannya, investasi dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 11,3 triliun atau tumbuh 198,1% persen dari triwulan II 2021 (y-o-y). Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 18,6 triliun dengan peningkatan 34,1 persen (y-o-y).

Jika capaian realisasi pada triwulan II diakumulasi dengan triwulan I, target invetasi telah mencapai 66,9 persen dari target investasi Jawa Timur pada 2022 sebesar Rp 80 triliun—target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2019-2024. Khofifah mengatakan pencapaian realisasi investasi ini merupakan bukti bahwa iklim investasi di Jawa Timur sudah kondusif.

“Melalui sinergi dan kolaborasi seluruh elemen strategis Jawa Timur dalam memulihkan perekonomian pasca pandemi Covid-19, realisasi investasi yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan kenaikan signifikan pada triwulan II ini dari triwulan I tahun 2021 (y-o-y)," ujar Khofifah.

Capaian ini tak lepas dari kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di provinsi itu. Khofifah menjadi dirigen yang memandu semua progam agar harmonis. Untuk menjadi dirigen tersebut, Khofifah menempa kepemimpinannya sejak muda. Istri almarhum Indar Parawansa ini aktif berorganisasi sejak muda. Saat masih kuliah, ia didapuk menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII cabang Surabaya. Dia menjadi perempuan pertama yang berada di pucuk organisasi itu.

Jiwa kepemimpinannya makin terasah saat dia mulai memasuki arena politik. Khofifah menjadi anggota parlemen pada 1992 mewakili Partai Persatuan Pembangunan. Saat jadi anggota parlemen itu, salah satu yang membuat Khofifah menjadi pusat perhatian adalah ketika dia membacakan pidato dalam sidang umum Majelis Permusyarawatan Rakyat pada 1998. Di ujung kekuasaan Soeharto tersebut, dalam pidatonya Khofifah mengkritisi Orde Baru. Dia mengkritik gaya pemerintah kala itu yang mengekang demokrasi.

Setelah Soeharto lengser dan era reformasi dimulai, Khofifah bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa yang baru berdiri. Alasannya, partai tersebut didirikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, satu panutannya. Ihwal tokoh yang memberinya inspirasi, Khofifah juga mengagumi Mahatma Gandhi. “Gandi dan Gus Dur dengan kesederhanaan dan kebersahajaannya. Gandi mengajak kita berefleksi bahwa semua orang akan menjadi tua dan tidak bisa apa-apa,” ujar Khofifah.

Meski kiprahnya di dunia politik moncer, Khofifah mengatakan dia tetap seorang istri dan ibu rumah tangga. Sebelum suaminya meninggal, perempuan kelahiran 1965 ini mengisahkan, setiap menerima tawaran posisi atau jabatan di dunia politik, dia selalu menomorsatukan izin suaminya, Indar Parawansa. Bila tak diizinkan, Khofifah mengatakan pantang untuk melanggarnya.

Setelah sang suami wafat pada 2014 silam, Khofifah selalu mengobrolkannya dengan empat anaknya. Mereka umumnya mendukung langkah sang ibu. “Support-nya luar biasa,” kata Khofifah.

Untuk mewujudkan program Nawa Bhakti Satya itu, Khofifah dan timnya membuat jargon Cettar yang merupakan akronim dari “cepat”, “efektif”, “tanggap”, “transparan”, dan “responsif”. Khofifah ingin “cettar” menjadi budaya aparatur sipil negara Pemprov Jawa Timur dalan melayani masyarakat,

“Cettar menjadi napas ASN dalam bekerja, menjadi ruh dalam menciptakan inovasi-inovasi pelayanan,” ujar Khofifah saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Sabtu, 6 Agustus 2022.

Menurut Khofifah tagline Cettar digagas oleh tim transisi yang ia ketuai sendiri sejak sebelum dilantik sebagai gubernur pada 13 Februari 2019. Ia berujar pelayanan publik yang prima merupakan prioritas utamanya dalam memimpin Jawa Timur. 

Menurut Khofifah, inovasi tak harus teknis, tapi bisa juga berupa kebijakan. Namun keduanya bisa dilakukan bersamaan. Salah satu contoh inovasi kebijakan dan inovasi teknis yang sudah dijalankan Khofifah adalah pemutihan buku kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB), pajak kendaraan bermotor (PKB), dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

Pemilik kendaraan bermotor yang menunggak bertahun-tahun cukup membayar pajaknya tanpa denda. Untuk program pemutihan pajak ini awalnya Pemprov Jawa Timur mensubsidi Rp 95 miliar. “Tapi income pemprov menjadi Rp 700 miliar lebih,” ujarnya.

Ternyata program pemutihan pajak ini banyak diminati, termasuk dari luar Jawa. Program yang semula dimulai pada 1 April sampai akhir Juni 2022 ini diperpanjang hingga 30 September karena setelah dihitung, masih ada 2,4 juta kendaraan yang belum mendaftar. Bila mereka bersedia mengikuti pemutihan, pendapatan daerah yang masuk bisa makin besar. Cara mengkreasi pendapatan seperti ini dinilai Khofifah cukup efektif, “Dari sisi teknisnya, mereka yang di luar negeri pun bisa membayar PKB dan BBNKB secara online,” kata Khofifah.

Pembayaran pajak secara daring ini pun diperluas sampai ke pesantren lewat program pemberdayaan pesantren, one pesantren one product (OPOP). Minimarket pun menyediakan sarana untuk menerima pembayaran pajak secara online. Di tiap kabupaten/kota juga disediakan mobil keliling untuk menjemput bola pembayar pajak. “Ini kan sederhana sebetulnya,” katanya.

Khofifah menilai Cettar sudah relatif berjalan. Gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu menyodorkan bukti sejumlah penghargaan tingkat nasional yang ia terima karena mengimplementasikan Cettar dalam pekerjaan sehari-hari. Pada 10 Desember 2019, misalnya, atau belum genap setahun ia menjabat, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menganugerahi Khofifah penghargaan kategori pemimpin transformatif. Disusul kemudian apresiasi dari Lembaga Administrasi Negara sebagai pemimpin perubahan.

Yang terbaru pada 18 Mei 2022 Pemprov Jawa Timur menyabet penghargaan peringkat pertama dari Kementerian Dalam Negeri kategori berkinerja terbaik penerapan standar pelayanan minimal atau SPM tahun anggaran 2021 dengan skor 99,36 persen. Satu bulan berikutnya Pemprov Jawa Timur kembali meraih penghargaan terbaik kategori instansi pemerintah outstanding achievement (terbaik dalam tindak lanjut pengaduan) pada Kompetisi Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik ke-4 dari Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Dua hari setelah itu, Khofifah mengumpulkan para kepala organisasi perangkat daerah dan staf ahli di rumah dinasnya di Gedung Grahadi. Melalui mereka, Khofifah menyampaikan salam kepada operator dan garda depan semua layanan publik. “Karena merekalah sejatinya yang menerapkannya di lapangan. Mereka punya jasa besar. Kami ini super tim, tidak ada yang bisa sukses sendirian,” kata Khofifah.

Meski demikian Khofifah mengaku bahwa penghargaan bukan tujuan utamanya, Penghargaan, katanya, hanyalah bonus dari kerja keras dan kerja ihlas yang melebihi tugas. Khofifah juga merasa tak mengalami kendala berarti dalam menciptakan sebuah inovasi pelayanan. Selain karena didukung oleh birokrasi di bawahnya, hubungannya dengan forum koordinasi pimpinan daerah harmonis, “Kendalanya paling hanya adaptasi pada awal pelaksanaan inovasi itu,” kata Khofifah.

Memimpin wilayah seluas 47.800 meter persegi, Khofifah menuturkan perlu strategi tepat dalam mengkoordinasi 29 bupati dan 9 wali kota agar satu napas dalam bekerja. Kebetulan, kata dia, semua bupati/wali kota di Jawa Timur memanggil dia dengan sebutan “bunda”, kecuali dalam pidato resmi. Khofifah menempatkan diri sebagai ibu bagi mereka.

Berkat kedekatan itu, ia yang bisa enam hari berada di lapangan, tak canggung bila harus tidur di daerah yang kebetulan dikunjungi. “Misalnya bila ada beberapa daerah yang terkena bencana bersamaan, saya harus mengunjunginya satu-satu. Kalau harus pulang dulu ke Surabaya, tidak efektif,” katanya.

Khofifah merasa tak mengalami pembatasan dalam melaksanakan tugas sebagai gubernur perempuan dibandingkan dengan gubernur laki-laki. Khofifah berseloroh bahwa dia malah lebih kuat melek dibandingkan bapak-bapak. “Mungkin karena saya sudah senior, jadi tidak ada pembatasan-pembatasan dalam bergerak,” katanya.

Soal kepemimpinan Khofifah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur Muhammad Yasin mengatakan atasannya merupakan sosok pemimpin yang selalu memotivasi anak-anak buahnya agar bekerja dan berkarya dalam tugasnya masing-masing. Motivasi itulah yang membuat dia selalu berkreasi dan berinovasi out of the box.

“Bu Khofifah ini pemimpin yang sangat ngemong. Mungkin karena beliau seorang ibu sehingga terhadap semua pegawai itu dekat. Tidak hanya dekat dengan kepala dinas, tapi sampai level cleaning service juga dekat,” katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Asep Saifuddin Chalim, mengatakan Khofifah merupakan gubernur yang langka karena pernah menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan menteri di bawah dua presiden sehingga punya bekal yang cukup dalam memimpin Jawa Timur. Menurut mantan juru bicara Tim 17, kelompok perumus pasangan Khofifah dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur tersebut, prestasi Khofifah sebagai kepala daerah menonjol walaupun belum genap satu periode menjabat.

Perhatian Khofifah pada pondok pesantren juga besar. Hal itu dibuktikan dengan diterapkannya program OPOP. “Kalau bagi saya, beliau itu gubernur terbaik se-Indonesia,” ujar salah satu kiai senior Nahdlatul Ulama itu,

Pengamat kebijakan publik sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, mengatakan Khofifah terbuka terhadap perubahan, terutama dalam mendorong inovasi di lingkungan pemerintah provinsi serta kabupaten/kota. Bahkan jika Kemenpan-RB mendorong satu institusi membuat satu inovasi (one agency one inovation), Pemprov Jawa Timur justru menaikkan menjadi satu institusi, dua inovasi.

Namun Wawan melihat kesuksesan sebuah pemerintah provinsi tidak serta-merta karena prestasi sebuah lembaga atau karena peran satu orang. Menurut Wawan, peran kabupaten/kota yang mendukung keberhasilan itu tidak bisa dinafikkan. “Kalau kita bicara prestasi sebuah pemerintah provinsi, tentu tidak bisa lepas dari kabupaten/kota,” katanya.

Klik untuk kembali ke halaman utama