Longform

Gaji Fantastis dan Dugaan Penyelewengan Dana ACT dalam Perbandingan Sederhana

Jum'at, 8 Juli 2022

Laporan Tempo mengenai dugaan penyelewengan dana di ACT memperlihatkan sejumlah angka fantastis. Seperti apa nominal tersebut jika disajikan dengan perumpamaan barang yang akrab di masyarakat?

Oleh Puja Pratama Ridwan dan Mahardika Zenar Auliya

tempo

Majalah Tempo melaporkan berbagai dugaan penyelewengan dana dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) pada 4 Juli 2022. Angka-angka besar yang mengelilingi gaji dan fasilitas dinikmati oleh para petinggi ACT sulit dibayangkan dengan mudah. Tempo akan memvisualisasikan angka-angka tersebut menjadi sesuatu yang lebih sederhana.

Dari laporan tersebut, terungkap para petinggi ACT memiliki gaji fantastis. Ketua Dewan Pembina ACT yang diperkirakan memiliki gaji mencapai Rp 250 Juta per bulannya. Sedangkan, pejabat lainnya seperti Presiden, Senior Vice President, dan Vice president masing masing diperkirakan mendapatkan gaji sebesar Rp 200 juta, Rp 150 juta dan Rp 80 juta.

Tempo mencoba menggambarkan besaran gaji para petinggi ACT tadi dengan harga benda yang lebih sederhana, misalnya sarden kaleng. Dengan demikan, nominal gaji per bulan para petinggi ACT cukup untuk membeli 38.000 sarden kaleng ukuran 425 gr seharga Rp 20 ribu.

Gaji tertinggi pengurus ACT cukup untuk membeli 12.500 sarden kaleng. Sementara, gaji terendahnya cukup untuk dibelanjakan menjadi 1.500 sarden kaleng dalam sebulan. Menariknya, jika sarden kaleng dengan tinggi 11 cm tersebut ditumpuk, tingginya bisa mengalahkan bangunan ikonik dunia

Tak hanya menerima gaji yang fantastis, para petinggi ACT juga ditengarai mendulang keuntungan dari bisnis yang ada di bawah lembaga itu. Salah satu yang memberikan aliran dana cukup tinggi didapatkan dari PT Hydro Perdana Retail. Perusahaan yang mengelola jaringan minimarket Sodaqo Mart ini pernah berada di bawah Aksi Cepat Tanggap sebelum aktanya diubah pada 5 Juni 2020.

Dari laporan keuangan yang didapatkan, total aliran dana yang tercatat dari PT Hydro kepada Ahyudin dan keluarga, dapat dikalkulasikan sebesar Rp 4.531.250.000. Jumlah ini belum termasuk uang saku dan total seluruh gaji yang diterima Ahyudin dari PT Hydro selama masa jabatannya.

Catatan laporan keuangan PT Hydro Perdana Retailindo sepanjang 2018-2019 menunjukan perusahaan ini pernah menyalurkan dana untuk Ahyudin dan keluarga dalam sejumlah kali kesempatan. Pada tanggal 13 dan 18 November 2018, PT Hydro menyalurkan dana sebesar Rp 230 juta dan Rp 31,75 juta. Penyaluran dana juga dilakukan sebanyak enam kali transfer sebesar Rp 275 juta hingga bulan Mei 2019. Lalu, sepuluh kali transfer dengan total nominal sebesar Rp 2,86 miliar dilakukan dari 31 Januari hingga Oktober 2019. Selain itu, Tempo juga menemukan empat kali transfer dana sejumlah Rp 634,5 juta. Terdapat pula dokumen yang menunjukan gaji yang diterima Ahyudin senilai Rp 50 juta per bulan. Aliran dana dari PT Hydro ikut diterima anak dan istri Ahyudin masing-masing senilai Rp 25 juta.

Dengan jumlah tersebut, Ahyudin dan Keluarga dapat membeli 4 buah mobil Toyota Alphard atau 9 buah mobil Honda CRV atau sebanyak 20 buah mobil Toyota Avanza.

 Gaji fantastis dan dugaan penyalahgunaan dana menyebabkan berbagai proyek dan kegiatan sosial ACT tidak bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Beberapa proyek tersebut diantaranya pembangunan masjid di Desa Kepuhrejo dan pembangunan surau ‘pertama’ di Sydney. Dugaan penyelewengan ikut menyerempet pembangunan serampangan sekolah dengan dana dari Boeing. Kucuran uang dari pabrik pesawat kenamaan itu merupakan kompensasi kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610.

CREDIT

Penulis

Multimedia

Editor