Longform

Menilik Kinerja Gerbang Baru Ekspor Otomotif Indonesia

Rabu, 13 April 2022

Pelabuhan Patimban digadang-gadang menjadi gerbang baru ekspor otomotif Indonesia. Meski pembangunannya masih berlangsung, bandar ini sudah mulai beroperasi sejak Desember tahun lalu.

Oleh Inge Klara Safitri

tempo

Jajaran mobil berbagai merk diparkirkan di area penyimpanan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Di sisi lainnya, terparkir pula berbagai jenis alat berat dan truk. Sementara di area dermaga, sejumlah kapal tunda bersandar. Mobil-mobil dan alat berat itu rencananya akan dikirim ke berbagai tujuan.

Aktivitas ekspor- impor di pelabuhan yang resmi beroperasi sejak 17 Desember 2021 itu memang masih didominasi oleh kendaraan bermotor dan alat berat. Staf Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Patimban, Mawardi mengatakan, sampai saat ini, tercatat sebanyak 24 ribu unit kendaraan CBU (completely built-up) diekspor dari sana. Adapun volume kendaraan CBU yang masuk melalui Patimban lebih banyak, yakni 30.500 unit.

“Sejak beroperasi, jumlah ini cukup memuaskan,” kata Mawardi yang ditemui di Pelabuhan Patimban, 29 Maret 2022. Jumlah tersebut pun diperkirakan terus bertambah. Pasalnya, daya tampung Patimban juga akan ditambah secara bertahap. Targetnya, 600 ribu unit kendaraan CBU bisa ditampung di sini. 

Setidaknya 12-15 kapal dalam negeri dan yang melayani ekspor sudah mondar mandir selama tiga bulan pelabuhan ini beroperasi. Sejumlah investor juga diketahui berkunjung dan berminat membangun backup area. Namun, kepastiannya masih harus menunggu tawaran investasi pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan 160 ribu unit kendaraan CBU akan diekspor lewat pelabuhan ini, tahun ini. Menurut dia, Indonesia menyasar ekspor mobil ke Filipina, Brunei, Jepang, dan Vietnam. Jaringan pengiriman itu masih bisa diperluas. “Sehingga (dalam) satu bulan kurang-lebih dari sini akan bisa diekspor 15 ribu mobil, dan ini akan sangat bagus,” kata Jokowi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga berharap Pelabuhan Patimban bisa menjadi solusi pemecah kemacetan kendaraan logistik di area Tanjung Priok. “Tanjung Priok melayani wilayah barat ke Bekasi dan Pelabuhan Patimban melayani dari Bekasi hingga ke wilayah timur Jawa,” ucap Budi.

tempo

Pembangunan Pelabuhan Patimban sebelumnya banyak dikritik sebagai proyek tidak jelas dan bakal merugikan. Alasannya, lokasi yang dipilih tak memiliki akses yang baik. Banyak pula yang memprediksi Pelabuhan Patimban akan sepi peminat seperti Bandara Kertajati.

Namun, Pemerintah tidak tinggal diam dan menanggapi kekhawatiran tersebut dengan progres pembangunan yang berjalan sesuai dengan rencana. Bahkan pengoperasian sebagian telah dibuka dan dilakukan.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Mugen Suprihatin Sartoto, memastikan promosi pemanfaatan Patimban terus digencarkan ke kalangan agen pemegang merek dan pabrikan kendaraan. Pemerintah beberapa kali menggelar pengenalan pasar (market sounding) kepada manufaktur otomotif dan perusahaan pelayaran.

“Kami tawarkan lead time (jarak waktu dari barang dikirim hingga diterima) yang lebih optimal kepada pabrikan,” ujar Mugen. Pengelolaan yang lebih rapi dan kapasitas Patimban yang belum sepadat car terminal Tanjung Priok pun menjadi daya jual kepada perusahaan. Apalagi pengembangan fasilitas kawasan pelabuhan ini masih terus dilakukan bertahap.

Timeline dan Rencana Pembangunan Pelabuhan Patimban
Meski pembangunan masih berlangsung, Pelabuhan Patimban telah beroperasi sebagian. Ditargetkan pelabuhan ini beroperasi secara penuh pada tahun 2027.

2018-2021 (Fase I-1)

  • Pembangunan terminal peti kemas (kapasitas 250 ribu twenty-foot equivalent units)
  • Pembangunan terminal kendaraan (kapasitas 218 ribu CBU)

2021-2023 (Fase I-2)

  • Pembangunan terminal peti kemas (kapasitas kumulatif 3,75 juta TEUs)
  • Pembangunan Roro terminal (200 meter)
  • Pembangunan terminal kendaraan (kapasitas kumulatif 600 ribu CBU)

2024-2025 (Fase II)

  • Pembangunan terminal peti kemas (kapasitas kumulatif 5,5 juta TEUs)

2026-2027 (Fase III KPBU)

  • Pembangunan terminal peti kemas (kapasitas kumulatif 7,5 juta TEUs)

Berbagai pembangunan yang akan mendukung akses ke Pelabuhan Patimban juga terus dibangun dan dikembangkan. Salah satunya, proyek kawasan industri Subang Smartpolitan. Nantinya, calon kota seluas 2.717 hektare yang digarap PT Suryacipta Swadaya ini akan terhubung dengan Patimban melalui jalan tol.

Head of Sales and Tenant Relations Suryacipta City of Industry dan Subang Smartpolitan, Binawati Dewi, optimistis kawasan milik perusahaannya akan saling menghidupi dengan pelabuhan ekspor mobil dan peti kemas tersebut. “Manufaktur butuh pengiriman. Pelabuhan juga butuh konsumen dari industri. Jadi ini mutualisme,” kata dia.

Menurut dia, sudah ada sekitar lima calon konsumen Subang Smartpolitan yang menjajaki komitmen investasi. Calon konsumen itu kebanyakan berminat pada lahan komersial dan industri. “Kebanyakan yang berminat dari Cina. Ada juga yang dari Korea. Tapi kami belum bisa sampaikan berapa luasan yang akan dipakai untuk area industri,” katanya.

tempo

Selain akses Tol Patimban dari Cikampek, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah provinsi akan mengusulkan pembangunan jalan tol baru di Jawa Barat yang menghubungkan Pelabuhan Patimban, Indramayu, dan Cirebon. “Parabon sementara namanya, sedang kita konsepkan,” kata dia, Februari lalu. Menurut dia, pembangunan Tol Parabon dibutuhkan untuk memperkuat koneksi antarwilayah di kawasan segitiga rebana.

Adapun, Kawasan segitiga Rebana merupakan kawasan metropolitan yang dikembangkan di antara Pelabuhan Patimban, Bandara Kerta Jati dan Cirebon. Rencananya, ada 13 kota yang dikembangkan dalam kurun waktu 10-20 tahun ke depan. Ridwan Kamil memastikan pengembangan kawasan ini sudah dikunci dalam kebijakan tata ruang kota dan provinsi. 

Pelabuhan Patimban juga terhubung dengan kawasan industri lain yang beroperasi di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta dimana banyak pabrik otomotif beroperasi. Hal itulah yang membuat pemerintah memfokuskan Pelabuhan Patimban untuk pengiriman produk otomotif dari sana. Dari hasil kunjungan Tempo di Pelabuhan Patimban, terlihat sejumlah merek otomotif seperti Toyota, Hyundai, Daihatsu dan Wuling sudah melakukan pengiriman dari sana.

CREDIT

Penulis

Multimedia

Editor