…

LONGFORM - JUMAT, 15 DESEMBER 2023

Layanan Pribadi Pengisi Baterai

Mayoritas pemakai kendaraan listrik memilih mengisi daya baterai di rumah. Produsen memberi fasilitas home charging.

Penulis

Philipus Parera

DIDIK Eko Setiawan, 52 tahun, seperti dimanja. Ia bebas mengisi daya mobil listriknya di rumah. Tak perlu lagi pergi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), hal yang dulu biasa dilakukan saat masih menggunakan kendaraan konvensional. Sejak membeli Hyundai Ioniq 5, pada Juni 2023 lalu, ia mengadopsi home charging –set perangkat pengisian daya kendaraan listrik.

Fasilitas itu diberikan pabrikan, PT Hyundai Mobil Indonesia, sebagai kemudahan bagi konsumen kendaraan listrik. Sehingga mereka tidak perlu bolak-balik ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mengisi ulang baterai mobil. Selayaknya gawai pribadi, aktivitas pengisian daya dapat dilakukan secara mandiri di rumah. “Jadi tidak perlu khawatir,” kata Didik, Rabu, 13 Desember 2023. 

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum PT PLN jadi area parkir kendaraan dinas di parkir timur Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 26 September 2022. Minimnya jumlah kendaraan dinas listrik di pusat pemerintahan membuat SPKLU PLN ini jarang digunakan. Di Kota Bandung sendiri saat ini baru ada dua SPKLU PLN karena populasi kendaraan listrik masih rendah. TEMPO/Prima Mulia

Berdasarkan survei lembaga riset Tempo Data Science (TDS), kemudahan mengisi daya sejumlah besar pengguna kendaraan listrik mengisi ulang baterai kendaraannya di rumah. Survei dilakukan pada Agustus-Oktober 2023, mengukur persepsi, pengalaman, dan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.

Menurut survei yang melibatkan 1.250 respoden di kota-kota besar Indonesia dengan margin of error 2,33 persen pada selang kepercayaan 95 persen ini, terdapat 68 persen pengguna motor listrik mengisi daya baterainya di rumah. Sedangkan pengguna mobil listrik yang melakukan home charging sebanyak 69 persen. Alasan mereka, lebih praktis dan fleksibel. Artinya, bisa dilakukan kapan saja secara mandiri.

Kemudahan dan layanan fasilitas SPKLU yang semakin meluas, juga membuat konsumen percaya diri menggunakan kendaraan listrik untuk bepergian jauh. Didik misalnya, beberapa kali melaju dengan Hyundai Ioniq 5 ke kampung halamannya di Jember, Jawa Timur. Juragan gerai penukaran valuta asing (money changer) di Depok, Jawa Barat ini mengaku tidak kesulitan mengisi baterai mobilnya di sepanjang jalan tol Trans Jawa. “Infrastruktur SPKLU sudah memadai,” ujarnya. Ongkos mudik, menurutnya, kini jauh lebih murah ketimbang saat memakai kendaraan bahan bakar minyak (BBM).

Tony, warga yang tinggal di Kondominium Graha Family Surabaya, Jawa Timur, mengaku belum memiliki fasilitas home charging di apartemennya. Meski demikian dia mengatakan tidak mengalami kendala mengisi daya mobil. Berseloroh bahwa mobilnya anti tongpes alias kantong kempes, pria 45 tahun ini selalu mengisi penuh baterai mobil Wuling-nya di SPKLU sebelum pulang. 

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum PLN di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih belum banyak diakses warga karena masih minimnya jumlah kendaraan listrik, 2 November 2022. Saat ini jumlah SPKLU di Indonesia sebanyak 332 tersebar di sejumlah daerah, dan akan terus ditingkatkan untuk mengakselerasi eksositem kendaraan listrik di dalam negeri. TEMPO/Prima Mulia

Manajer Survei TDS, Ai Mulyani, mengatakan data yang mereka kumpulkan memperlihatkan tingkat kesadaran dan minat yang cukup tinggi terhadap kendaraan listrik. Dari 151 responden yang hendak membeli mobil dalam waktu dekat, 33,7 persen di antaranya berminat membeli mobil listrik. Sementara itu, dari 472 responden yang berencana membeli motor dalam satu hingga tiga tahun ke depan, sebanyak 65,4 persen berniat membeli motor listrik. “Ekosistem kendaraan listrik yang terus membaik meningkatkan minat masyarakat menggunakannya,” ujarnya.

Ayun, 40 tahun, pegawai sebuah perusahaan properti pelat merah, termasuk yang tengah bersiap membeli mobil listrik. Ia mendengar kabar bahwa satu produsen otomotif akan segera menghadirkan mobil listrik tipe tujuh penumpang, alias mobil keluarga di Indonesia. Kendaraan jenis ini memang paling digemari konsumen otomotif di Tanah Air. “Saya nunggu itu saja,” ujarnya. 

Selain biaya energi yang murah serta perawatannya yang lebih mudah, keleluasaan dalam mengisi ulang daya menjadi alasan yang mendorong orang membeli kendaraan listrik. Saat ini, selain home charging, fasilitas pengisian daya untuk kendaraan listrik memang terus membaik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, hingga September 2023, SPKLU telah tersedia sebanyak 846 unit di seluruh Indonesia. Sekitar 620 SPKLU di antaranya milik PT PLN (Persero), sisanya milik Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) seperti Hyundai (157 unit), Mitsubishi (17 unit), dan kira-kira 52 unit milik mitra lain. 

Kebijakan pemerintah memberikan insentif atas pembelian kendaraan listrik diproyeksikan akan mendongkrak populasi kendaraan listrik menjadi 335 ribu unit pada 2030. Demi memenuhi kebutuhan SPKLU buat pengisian mobil listrik di tempat umum pemerintah menargetkan jumlah SPKLU mencapai 1.715 unit pada akhir 2023 dan akan terus ditingkatkan.

Tempo Media Lab

  • Penulis

    Philipus Parera

  • Editor

    Moerat Sitompul

  • Multimedia

    Krisna Adhi Pradipta

Powered By

Artikel Interaktif Lainnya