Scroll down
Pemerataan konektivitas digital di wilayah perbatasan masih menghadapi tantangan karena terkendala infrastruktur dan bentang alam yang tidak sama, seperti topografi berbukit, hutan lebat, dan akses jalan yang sulit.
Pemerintah perlu terus berupaya untuk menghadirkan akses internet yang berkualitas dan terjangkau di wilayah perbatasan.
Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah perbatasan, termasuk akses informasi, pendidikan, dan kesehatan.
Faktanya, sekolah-sekolah di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara sangat minim akses internet.
Para siswa memerlukan waktu 1 JAM untuk mengakses Google dan 3 HARI untuk mendownload video. Mereka bahkan rela datang ke Kantor Desa pada waktu subuh untuk mengakses internet yang lebih cepat.
Di sisi guru, hanya guru yang berkepentingan untuk bahan ajar dan kuliah online saja yang bisa mendapatkan kupon akses internet
Serupa, siswa di sekolah perbatasan wilayah Akarinda, Kampung Somografi, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua juga merasakan keterbatasan sinyal!
Mereka belajar menggunakan ponsel pintar milik orang tua atau guru. Tiap hari mereka rela datang ke Pos Somografi, Satuan Tugas TNI Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini untuk belajar online sambil mengisi daya ponsel pintarnya.
Lalu, bagaimana kehidupan di Kampung Somografi, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua setelah ada BAKTI?
Berkat kehadiran BAKTI, sekarang berbagai urusan pelayanan di sini serba komputerisasi
Caranya dengan identifikasi teknologi yang tepat untuk desa/daerah suatu wilayah, mempersiapkan infrastruktur dasar seperti jalan dan pembangkit listrik, dan bekerjasama dengan operator dan penyedia jasa internet.
Dengan didampingi Tim Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung dan Satuan Tugas (Satgas) BAKTI, kami berencana melakukan perbaikan di seluruh aspek, termasuk review harga kontrak dan legal compliance, serta dilandaskan itikad baik untuk kepentingan masyarakat, kami akan segera menghidupkan kembali BTS yang sempat terputus.
Tidak mudah memang untuk menjangkau titik–titik blank-spot di wilayah 3T karena keterbatasan infrastruktur. Penyediaan infrastruktur telekomunikasi BTS juga tidak mudah. Sebagai gantinya, melalui BAKTI pemerintah memberikan layanan akses internet dalam bentuk seperti wifi.